Setelah beberapa bulan wisuda kuliah, ada hal-hal yang gue baru sadari. Salah satu hal yang baru gue sadari beberapa waktu belakangan adalah tentang memantaskan diri. Kalau kita punya tujuan, maka yang harus dilakukan adalah memantaskan diri untuk mencapai tujuan tersebut.
Dari zaman SMA, gue bersikeras tentang menjadi penulis buku dan pengusaha. Gue ga mau kerja kantoran biar bisa bebas libur kapan aja. Biar ga disuruh-suruh sama orang lain. Namun, seiring berjalannya waktu, gue seperti lupa akan tujuan saat dalam kesibukan kuliah. Gue lebih sering fokus pada pendapatan aktif (yakni nge-Grab) daripada belajar caranya berbisnis dan memulainya.
Mengantarkan paket Same Day. Dokumentasi pribadi. |
Barulah setelah beberapa bulan coba jaga toko kakak gue (Warung Ustman) ini gue sadar bahwa gue belum pantas untuk cita-cita jadi pengusaha. Mungkin untuk level pedagang pun belum bisa juga. Karena apa? Karena gue tidak memantaskan diri dengan mempersiapkan ilmu-pengetahuan yang ada serta coba mulai jualan. Jadinya gue harus benar-benar memulai dari nol. Kalau aja gue udah serius berbisnis dari zaman kuliah, minimal udah bisa setengah jalan lah ya.
Memantaskan diri ini berlaku buat segala hal. Nikah, kuliah ke luar negeri, jadi seniman yang mendunia, dsb. Nah, kalau ada pertanyaan kaya begini:
"Kok gue belum bisa dapetin apa yang jadi tujuan gue ya?
Jawabannya bisa jadi:
"Karena lu belum memantaskan diri"
Tulisan ini buat jadi pengingat diri sendiri sih. Biar ke depannya kalau menetapkan sebuah tujuan, ya harus memantaskan diri terlebih dahulu. Jangan ngotot pengen sesuatu tapi ga mempersiapkan diri.
Terus kalau udah memantaskan diri buat sebuah tujuan tapi belum bisa tercapai juga gimana dip?
Ya mungkin ada faktor-faktor lain yang menentukan.
0 comments:
Post a Comment