Friday, December 30, 2016

Cara Sehat Nikmatin Tahun Baruan!



Ga kerasa bentar lagi kita bakal melewati tahun 2016 yang penuh kenangan. Perasaan sih baruuu aja kemarin nginjek di tahun 2016. Tapi yang namanya waktu pasti perlahan berjalan meski kita ga sadar sedang melewatinya. Mudah-mudahan sihh selama tahun ini banyak manfaat yang kita dapet.

Nah, biasanya nih ya kalo malam pergantian tahun kan ada perayaannya sendiri tuh. Dari mulai beli kembang api yang banyak buat tengah malamnya sampe sibuk pergi kesana-sini buat nikmatin tahun baruan. Tapi kali ini gue punya ide baru nan sehat buat nikmatin yang namanya tahun baruan. Here they are:

1.      Itikaf di masjid
rumah zakat



Iya pilihan pertama yang gue kasih adalah itikaf di masjid atau kalo emang mager ke masjid, di rumah aja itikafnya. ya walaupun ga umum sih itikaf di rumah. tapi kan yang penting itu moment merenungkan dosanya. Kenapa? Karena menurut gue buat meluangkan waktu me-time secara khusyuk dengan merenungi dosa-dosa yang kita lakuin selama setahun belakangan ini. Adakah yang secara ga sadar kita lakuin sampe nyakitin hati orang?


2.      Tidur di rumah

uuhy.com

Menurut pengamatan gue dalam beberapa kali pergantian tahun baru, ada aja peristiwa yang bikin merusak moment pergantian tahun itu sendiri. Niatnya sih ganti tahun itu kelakuan makin baik.. ehh pas awal hari sholat subuhnya kesiangan. Rencana menjadi lebih baik kaya gagal dari awal.


3.      Nonton tv




labbaik.id


Hal lain yang menarik dari malam pergantian tahun baru adalah adanya film-film yang belum lama keluar terus nongol di tv. Gue sih ga terlalu tau ya kalo soal dunia perfilman karena masih proses jatuh cinta sama dunia ini hehe. Tapi, ada tapinya nih. Nonton tvnya juga jangan sampe larut malam. Percuma juga. Nanti ujung-ujungnya kaya acara tahun baruan di luar rumah lagi. Terus sholat subuhnya kesiangan
continue reading Cara Sehat Nikmatin Tahun Baruan!

Tuesday, December 27, 2016

Resensi Buku: Membungkam Malam Menanti Fajar


JUDUL: MEMBUNGKAM MALAM MENANTI FAJAR
KARYA: FENNI WARDHIATI
GENRE: FIKSI
PENERBIT: DE TEENS
TEBAL: 203 HALAMAN
TAHUN TERBIT: 2016
HARGA: RP 40.000

Sinopsis: Tubuhku sangat lemah. Keringat masih membanjiri seluruh tubuh. Aku paksakan untuk bangun. Perlahan-lahan tapi pasti. Berhasil. Aku dapat berdiri tegak, walaupun kedua tanganku masih menutup telinga. Namun saat suara itu datang kembali, spontan aku berjongkok. Kedua tanganku berpindah ke atas kepala.sakitnya gendang telingaku. Fajar Nur Zaman.

Resensi: Buku ini bercerita tentang seorang pemuda yang rajin ibadah juga aktif pada kegiatan remaja masjid. Dia memiliki lima sahabat setia juga saling mengingatkan bila ada salah. Mereka adalah Aan, Fuad, David , Maksim dan Dian. Secara konsep cerita, buku ini sangat unik karena punya peraturan yang jika dilanggar bisa membuat pelaku langsung terkena hukuman.

Dari segi sudut pandang yang disajikan penulis tidak membuat bosan pembaca karena memakai sudut pandang pertama untuk tokoh utama dan sudut pandang ketiga untuk tokoh lainnya. Buku ini juga kental dengan nuansa islami karena latar belakang Fajar sebagai tokoh utama adalah ketua remaja masjid.

Tetapi, sebuah karya tentu mempunyai kekurangan. Kurangnya tingkat ketegangan yang menguras emosi pembaca, karakterisasi yang kurang kuat, seperti hanya disebutkan band kesukaannya, tidak dengan lagu yang didengarkannya dan tidak adanya penggalan lirik lagu yang sedang didengarkan, dan ketika Aan naik ke panggung tidak melakukan open mic untuk berstand up comedy.
continue reading Resensi Buku: Membungkam Malam Menanti Fajar

Sunday, December 18, 2016

Cerita Gue Ke Pepustakaan Kota Tangerang



            Sekitar sebulan yang lalu kalo ga salah, gue coba beraniin diri gue buat nebus rasa penasaran yang masih menyelimuti. Gue main ke perpustakaan kota yang terletak di sekitar smkn 1 Tangerang di komplek pendidikan lebih tepatnya. Kaya apa sih sebenarnya suasana di dalem perpustakaannya. Enak atau ga. Sebelumnya, gue lebih dulu coba pergi ke perpustakaan kecamatan yang ada di kantor kecamatan Tangerang di sekitaran alun-alun ahmad yani. Behh ternyata menn, perpustakaannya ga enak. Udaranya ga ada karena ACnya mati. Lalu gue berinisiatif buat nanya ke satpamnya.

"Pak, ko ACnya mati?" Gue bertanya dengan pasang ekspresi kepo
"Oh, listriknya ga kuat de" Dengan santai sambil senyum rada canggung bapak satpam itu menjawab
"WHAT?! LISTRIKNYA GA KUAT???!" gue menahan tawa sambil berkata dalem hati sendiri lalu mengucapkan terima kasih sama bapak satpam itu.

Keesokan harinyalah gue kepo buat pergi ke perpustakaan kota Tangerang. Dengan motor scoopy kesayangan gue melesat dengan cepat ketika sepulangnya sholat jumat. Sebelum masuk area perpus,smkn1 Tangerang, smk PGRI Tangerang itu gue dibegal sama orang dishub yang jaga di depan sana. Gue dimintain uang retribusi, karena lagi semangat-semangatnya, gue iyain aja dah tuh si bapak dishub yang ngebegal.
Pas nyampe di depan perpusnya, gue kira dalemnya kecil karena tempat parkirnya yang ga terlalu luas. Cuma muat satu-dua mobil dan beberapa motor. Gue melangkahkan kaki dengan sok cool sambil ngelirik ke pintu kaca perpus. Dan gue disambut seorang bapak-bapak berjenggot yang duduk manis di meja resepsionis perpus

ini dia penampakan gedung perpus kota tangerang dari depan

 (google)
.
"Ditulis dulu de daftar hadirnya" kata bapak itu lalu menyerahkan pulpen dan buku hadir perpus ke gue. 
Gue langsung nyari-nyari buku yang menurut gue menarik terutama sih buku novel gitu. Di sana itu koleksi bukunya lumayan keren-keren men! Ada karya-karya lama yang mungkin ga bisa kita temuin kalo ke toko buku yang ada di mall. Dan, salah satu karya lama yang paling gue cari adalah... novelnya Ahmad Tohari! Gue nemu di sana! Juga ada novel bahasa inggris terbitan penerbit Dian Rakyat. Ada novel terjemahannya Agatha Christie juga. Wahhh pokoknya surga dunia bangetlah koleksi buku perpus kota Tangerang. Pas mau pulang, gue nanya dulu ke bapak petugas perpusnya.

"Pak, kalo mau minjem gimana caranya?"
"Oh gini de, nanti kamu fotokopi ktp selembar sama foto ukuran 3x4 dua lembar dan isi ini formulirnya" jawab bapak petugas itu lalu menyerahkan kertas formulir berwarna biru ke gue"
"Ok, makasih ya pak"

ini bagian dalam perpustakannya. lebih tepatnya sih pas di tengah depan lemari tas (google)

Sekitar seminggu kemudian, sebelum pergi ke sebuah toko buku di suatu mall di Tangerang Selatan, gue kembali dateng ke perpus kota buat menyerahkan formulir keanggotan perpus dan juga niat minjem buku sekalian. Setelah gue resmi jadi anggota perpus dan dikasih kartunya, gue nyari novel yang kemarin gue incer buat dipinjem. Gue telusuri rak bagian kesustraan yang ada di paling kanan. Lalu gue ngambil novelnya Agatha Christie yang judulnya "4.50 from paddington. Kereta 4.50 dari paddington" dan novelnya Sir Arthur Conan Doyle yang judulnya "The lost word". Gue ke meja resepsionis perpus buat konfirmasi. Karena gue gatau bapak yang biasa jaga pergi kemana, yang gantiin jaga itu dua anak sekolah yang kayanya sih sekolah di sekitar perpus gitu. Lalu, buku yang gue pinjem itu di-scan kaya abis beli buku baru.
Tiga hari kemudian, gue balik ke perpus buat balikin buku yang gue pinjem. Karena kemarin dari yang gue denger semacam dikasi tau tapi kaya bisikan itu pinjemnya dua hari dan maksimal dua buku. 

"Pak, emang bener kalo batas hari peminjaman buku itu dua hari?" tanya gue lalu menyerahkan buku yang judulnya "The lost word".
"Ga de, batas hari peminjaman itu seminggu" jawab bapak petugas santai sambil mengambil buku yang gue pinjem"
"Oalah, yaudah deh pak saya juga mau minjem lagi yang ini" gue menunjuk novelnya Agatha Christie terus gue pergi ke rak bagian novel dan ngambil novel dari Mark Twain yang judulnya "The Adventure Of Huckleberry Finn" sehabis konfirmasi ke meja resepsionis, terus gue bergegas cabut. Dan mesin pemindai bukunya nyala "titut titut" wah gue ga panik karena emang gue udah bilang tapi si bapaknya ini lupa men-scan buku yang gue pinjem. Si bapaknya sih ngebiarin aja pas mesinnya nyala. 

Dan gue ketagihan balik lagi ke sana karena selain buku-bukunya ok, wifinya juga kenceng mennn wkwkwkwk.

catatan: foto gue ambil dari google karena pas ke sana belum sempat foto pemandangan fotonya
continue reading Cerita Gue Ke Pepustakaan Kota Tangerang

Friday, December 9, 2016

Cita-Cita Gue Sederhana




      
(opikshare)



Kalo ngomongin cita-cita pasti kita udah sering denger. Bahkan dari sejak kecil kaya jamannya TK pun udah ditanya cita-citanya mau jadi apa? Dan sebagian atau bisa hampir semuanya pasti jawab

Kalo cowok pasti : POLISI BU!

Kalo cewek pasti: DOKTER BU!

Well, gue pikir bisa aja cita-cita seketika berubah ketika masuk sma. Kaya yang banyak gue baca dari internet atau dengar dari orang lain. Tadinya sih waktu kecil cita-cita pengen jadi anggota TNI tapi apa daya.. ada aja yang tingginya ternyata mentok segitu-gitu aja. Ada yang waktu kecil cita-citanya dokter eh pas sma ternyata jeblok di biologinya, ga kuat kalo ngeliat darah dan lain-lain. Ya meskipun cerita nyatanya ga sedikit juga yang akhirnya berhasil  meraih cita-citanya. Kalo gue sendiri sih, kata bapak gue, cita-cita gue tuh waktu kecil adalah presiden! Dengan jalan yang bergaya sok-sok presiden gitu lah. Gatau sih entah itu presiden negara atau presiden perusahaan.

Tapi yang namanya meraih cita-cita itu kan ga segampang nolak gebetan yang kita ga suka. Kaya cerita di sebuah game, banyak tantangan yang harus dilewatin dengan ga gampang. Lo butuh kekuatan doa, usaha yang keras, kemauan yang juga keras. Juga ada aja tantangan-tantangan kecil yang mungkin bisa jadi bikin lo jatuh. Kaya yang pernah dibilang guru fisika (lintas minat) gue pas kelas 2 sma kemarin:

“kadang, yang bikin kamu jatuh itu bukan batu yang gede. Tapi kerikil-kerikil kecil yang ga kamu perhatikan”


Makin kesini kalo gue pikir, gue pengennya sih jadi pengusaha dan penulis gitu. Kenapa gue pengen jadi pengusaha dan penulis? Karena menurut gue sendiri, kedua cita-cita itu udah membungkus cita-cita gue yang sebenernya sederhana. Merdeka secara pikiran dan tindakan. Tapi bukan berarti bertindak seenak jidat atau mengeluarkan pikiran secara terbuka tanpa dipikir dulu. Kalo kaya gitu mah, ga ada bedanya sama orang-orang yang punya kelebihan entah itu duit,kuasa, dan pengaruh secara sosial yang Cuma mikirin diri sendiri.

Kenapa gue pengen jadi pengusaha?

Karena gue pengen membuka banyak lapangan pekerjaan dan hasilnya bukan Cuma gue yang rasain tapi orang lain juga rasain.

Kenapa gue pengen jadi penulis?

Karena gue pengen orang-orang yang baca buku gue nanti dapet pelajaran berharga dari kisah yang gue tulis dan bisa jadi pelajaran itu dipraktekin di kehidupan sehari-hari.

Gue percaya gue bisa. Meskipun gue ini orangnya ga pedean. Dikit-dikit “da aku mah apa tuh” saat ngeliat kelebihan orang lain. Karena gue adalah hamba dari yang punya kekuatan tak terbatas. Allah SWT. Dengan bantuan-Nya gue pasti bisa. Walaupun otak gue ngepas, duit ngepas bahkan muka gue yang pas-pasan ini :|. Someday, when my dreams came true, the first word i will say is:

ALHAMDULILLAH
continue reading Cita-Cita Gue Sederhana