Tapi, bukan itu yang pengen gue bahas sekarang. Melainkan dari awal produksi sampah. Ingat ga ada slogan 3R, yakni Reduce(mengurangi), Reuse(Memakai kembali), dan Recycle(mendaur ulang)?
Reduce atau dalam bahasa Indonesia yang berarti adalah mengurangi pembuangan sampah. Gunanya itu mengurangi volume tumpukan sampah yang selalu bertambah setiap harinya meski lahan untuk TPA-nya sendiri tidak kian bertambah.
Ada beberapa cara untuk mengurangi sampah. Salah satunya adalah memilahnya. Memilah sampah ini sebuah keharusan masing-masing kita.
Terus gimana caranya memilah sampah?
Dengan membagi-bagi sampah sesuai kategorinya. Secara umum, jenis sampah itu ada tiga. Organik, anorganik, dan limbah Berbahaya dan Beracun(B3). Organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan alami seperti sisa makanan, sisa buah, sisa sayuran, dsb. Sampah organik ini mencapai 60% dari volume sampah yang ada di TPA loh! Di channel YouTube gue, ada pembahasan tersendiri tentang ini.
Jenis sampah yang kedua adalah sampah anorganik. Yakni sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan yang diproses manusia. Seperti plastik, botol plastik, kaleng, kardus, dan kertas.
Sedangkan jenis sampah yang ketiga adalah sampah limbah bahan berbahaya dan beracun(B3). Sampah-sampah yang masuk dalam kategori ini adalah sampah yang bahannya, sifatnya, pemrosesannya bisa merusak lingkungan dan mengancam kehidupan organisme di dalamnya. Sampah elektronik, deterjen, hairspray, sampai obat nyamuk masuk ke dalam kategori.
Sampah-sampah botol plastik, kaleng, kardus, dan koran kan bisa dijual kembali ke pengepul yang ada. Pekerjaan ini sudah dilakoni oleh banyak pemulung bukan?
Iya, tapi dengan cara kita mulai memilah sampah, nantinya bakal menciptakan juga cara para pemulung buat melakukan pekerjaannya dengan lebih baik. Buat detailnya bakal gue jelasin di lain kesempatan.
Oh iya, ada cara lain kalau tidak bisa menemukan pengepul sampah untuk menjual sampah-sampah anorganik yang telah dipilah. Yaitu menyetorkannya ke bank sampah. Untuk nilainya sendiri tergantung masing-masing bank sampah. Ada yang pakai sistem ditabung dulu baru nanti bisa ditukarkan jadi sembako, ada yang bisa ditukar dengan pulsa, dan lain-lain.
Bayangin, kalau memilah sampah sudah jadi bagian dari kebiasaan masyarakat kita sehari-hari. Sekitar 74%(yang terdiri dari 60% sampah organik dan 14% sampah plastik) sudah bisa berkurang dari TPA. Ga bakal ada lagi yang namanya pencemaran lingkungan dari gas metana dan air lindih. Sisa sampahnya nanti bisa dikelola kembali.
Dengan memilah sampah, kita bisa lebih mudah buat menanganinya nanti.
Gimana Fellas? Ayuk pilah sampah dari sekarang!
Sampah-sampah botol plastik, kaleng, kardus, dan koran kan bisa dijual kembali ke pengepul yang ada. Pekerjaan ini sudah dilakoni oleh banyak pemulung bukan?
Iya, tapi dengan cara kita mulai memilah sampah, nantinya bakal menciptakan juga cara para pemulung buat melakukan pekerjaannya dengan lebih baik. Buat detailnya bakal gue jelasin di lain kesempatan.
Oh iya, ada cara lain kalau tidak bisa menemukan pengepul sampah untuk menjual sampah-sampah anorganik yang telah dipilah. Yaitu menyetorkannya ke bank sampah. Untuk nilainya sendiri tergantung masing-masing bank sampah. Ada yang pakai sistem ditabung dulu baru nanti bisa ditukarkan jadi sembako, ada yang bisa ditukar dengan pulsa, dan lain-lain.
Bayangin, kalau memilah sampah sudah jadi bagian dari kebiasaan masyarakat kita sehari-hari. Sekitar 74%(yang terdiri dari 60% sampah organik dan 14% sampah plastik) sudah bisa berkurang dari TPA. Ga bakal ada lagi yang namanya pencemaran lingkungan dari gas metana dan air lindih. Sisa sampahnya nanti bisa dikelola kembali.
Dengan memilah sampah, kita bisa lebih mudah buat menanganinya nanti.
Gimana Fellas? Ayuk pilah sampah dari sekarang!
0 comments:
Post a Comment