Pacarannya 7 tahun sama siapa, nikahnya sama siapa...
Udah ditemenin dari nol, pas di puncak malah sama yang lain....
Pernah ga sih dari kalian yang mendengar atau membaca sendiri pengalaman-pengalaman orang lain tentang ditinggal nikah sama kekasih yang udah lama bersamanya?
Sering dong yaaa.
Rasanya pasti sesak sekali.
Di tulisan ini, gue bakal bahas lanjutan tulisan yang sebelumnya. Tentang nasehat investasi keuangan yang bisa diterapkan dalam hal percintaan. Yakni never put all eggs in just one basket.
Maksudnya gimana sih bisa diterapin ke hal percintaan?
Jadi gini, yang namanya hari esok atau masa depan kan ga pernah ada yang tahu pasti ya gimana wujudnya sekalipun itu katanya peramal atau ahli tarot blablabla. Nah bagian dari ketidakpastian masa depan itu adalah pilihan hati manusia. Bisa aja kan, si X (cowok) dan si Y(cewek) ini komitmen buat pacaran sampai nikah tapi akhirnya harus ada salah satu yang meninggalkan nikah karena beberapa hal. Mungkin lebih cocok. Mungkin lebih mapan. Mungkin juga cowok yang lain lebih berani buat memberi kepastian hubungan. Bisa juga yang ga pernah kepikiran buat nikah malah jadi.
Tapi, yang celaka dari proses pacaran ini adalah... Bisa aja keduanya sudah all in buat bahagiain satu sama lain sampai-sampai yang paling fatal adalah perempuan yang memberikan kesuciannya buat lelaki yang belum tentu bakal setia setelahnya.
Atau jika kasusnya itu dari sudut pandang laki-laki, bisa aja dia udah all in buat sang cewek namun akhirnya mereka ga bisa bersama karena si perempuan malah pilih cowok yang lain.
Nah, kalo disamain dengan nasehat investasi keuangan never put all eggs in just one basket apa? Ya jadi loss. Totally. Semua uang, tenaga, pikiran, dan waktu terbuang.
Berasa kena investasi bodong gitu.
Tapi, bukan berarti saat kalian terikat dengan seseorang, harus menyiapkan "cadangan"nya terlebih dahulu. Itu mah namanya ga bisa setia.
Yang gue maksud adalah, jangan menaruh harapan 100% pada kekasih yang belum sah dan belum pasti. Biar kalo gagal ga merasakan kekecewaan yang mendalam.
Kalo kata aliran filsafat stoikisme mah ya, harus menyiapkan skenario terburuk dalam segala pilihan. Begitu pun pacaran. Kalo kalian akhirnya ga bisa bersama dengan yang dicintai sekarang, rencana selanjutnya gimana? Lanjut fokus karir? Self healing first? Atau segera cari yang baru? Tapi yang baru asal jangan jadi pelampiasan aja.
Reaksinya gimana?
Kecewa?
Sedih banget?
Atau udah menyiapkan rasa kecewa tersebut dengan mensimulasikannya kaya stoikisme?
Menurut gue sih, pacaran kalau buat saling mengenal satu sama lain dan ga menaruh 100% harapan juga pengorbanan sih ga masalah. Yang masalah kan kalau sampai bablas.